Tuesday, October 6, 2015

Macam-macam Syair Menurut isinya

Menemukan Tema dan Pesan Syair

     Tahukah kalian tentang syair?
     Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Ia berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam. Kata syair berasal dari bahasa Arab syu'ur yang berarti perasaan. Kata syu'ur berkembang menjadi kata syi'ru yang berarti puisi dalam pengertian umum. Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum.           Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.


Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut.

1. Syair Panji

     Syair panji menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berada atau berasal dari dalam istana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.

2. Syair Romantis

     Syair romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita pelipur lara, hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya. Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.

3. Syair Kiasan

     Syair kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buahbuahan. Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan "seperti pungguk merindukan bulan".

4. Syair Sejarah

     Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mengkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.

5. Syair Agama

     Syair agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi, (b) syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayat cerita nabi, dan (d) syair nasihat.

Perlu kalian ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kalian simpulkan setelah memahami isi sebuah syair.

Dengarkanlah pembacaan Syair Pesanan Ayahanda berikut dengan saksama! Selama kalian menyimak, tutuplah buku ini dan catatlah kata-kata sukar yang tidak kalian ketahui artinya!



     Syair Pesanan Ayahanda

Dengarkan tuan ayahanda berperi,
Kepada anakanda muda bestari,
Jika benar kepada diri,
Nasihat kebajikan ayahanda beri.

Ayuhai anakanda muda remaja,
Jika anakanda mengerjakan raja,
Hati yang betul hendaklah disahaja,
Serta rajin pada bekerja.

Menjalankan kerja janganlah malas,
Zahir dan batin janganlah culas,
Jernihkan hati hendaklah ikhlas,
Seperti air di dalam gelas.

Jika anakanda jadi besar,
Tutur dan kata janganlah kasar,
Janganlah seperti orang sasar,
Banyak orang menaruh gusar.

Tutur yang manis anakanda tuturkan,
 Perangai yang lembut anakanda lakukan,
Hati yang sabar anakanda tetapkan,
Perasaan orang anakanda fikirkan.

Kesukaan orang anakanda cari,
Supaya hatinya jangan lari,
Masyurlah anakanda dalam negeri,
Sebab kelakukan bijak bestari.

Nasihat ayahanda anakanda fikirkan,
Keliru syaitan anakanda jagakan,
Orang berakal anakanda hampirkan,
Orang jahat anakanda jauhkan.

Setengah orang fikir keliru,
Tidak mengikut pelajaran guru,
Tutur dan kata haru biru,
Kelakuan seperti anjing pemburu,

Tingkah laku tidak kelulu,
Perkataan kasar keluar selalu,
Tidak memikirkan orang empunya malu,
Bencilah orang hilir dan hulu.

Itulah orang akalnya kurang,
Menyangka dirinya pandai seorang,
Takbur tidak membilang orang,
Dengan manusia selalu berperang.
(Sumber: http://penyair.wordpress.com, 2008)


Sumber: bse Bahasa indonesia kelas 9 SMP

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More